Tag Archive | si buyung

No pain no gain ?

No pain no gain artinya kurang lebih jika tidak ada pengorbanan, maka tidak akan ada hasil yang dicapai. Sepertinya pepatah itu cocok   untukku jika sedang ngadi salira ngadi busono dengan kain kebaya. Tapi kurang cocok untukku jika sedang berlintas busana dengan pakaian mini.

Mengapa demikian ? Karena ketika sedang berlintas busana dengan pakaian mini, boleh dikata kalau hawa nafsuku hampir menghilang sama sekali atau kalau masih ada bisa dikatakan melemah sekali. Pada keadaan itu boleh dikata aku bisa merasa senang, rileks dan nyaman.  Si adik pun bisa  tenang-tenang saja, tidak tegang meronta-ronta atau ngiler  bahkan sampai basah kuyup. Cuma dulu waktu pertama kalinya aku pakai pakaian mini, adikku ngiler. Tapi cuma sebatas itu, kemudian hawa nafsuku menghilang sendiri. Akibat selanjutnya karena hawa nafsuku  tidak menggebu-gebu bankan boleh dibilang menghilang, maka akupun tidak cepat menjadi capai. Karena tidak terjadi perang pertempuran antara aku dan  adikku. Jadi bisa dikata kalau aku tidak mengeluarkan pengorbanan tenaga ekstra untuk memenuhi tuntutan adikku tersayang. Tapi tetap saja aku bisa memperoleh  kesenangan dan kebahagiaan serta perasaan rileks dan nyaman. Memang aku perlu berkorban waktu untuk makeup dan berpakaian, tapi pengorbanan itu boleh dikatakan sangat minim dan hasil yang didapat ternyata juga maksimal.

Tapi lain cerita waktu aku ngadi salira ngadi busono dengan kain kebaya. Biasanya begitu aku sudah  berpakaian lengkap kain kebaya dan bersanggul, maka aku terpancing untuk menggoda adikku supaya bisa terangsang dan menegang. Kadang-kadang begitu sudah nyaris sampai dipuncak, sengaja ku tahan malahan aku rem supaya si adik tidak cepat sampai ke puncak. Dengan begitu aku bisa berlama-lama menikmati kesenangan ini. Akibat selanjutnya aku akan menjadi capai, karena hawa nafsuku yang menggebu-gebu menuntut untuk dilampiaskan. Jadi memang aku harus mengeluarkan pengorbanan yang maksimal untuk mendapatkan hasil yang maksimal pula.

Posisi-posisi basah

Dalam bidang karir, pekerjaan atau jabatan dikenal istilah tersebut. Itu adalah posisi-posisi yang menguntungkan dari segi financial. Tak heran bila poisisi inilah yang paling diidam-idamkan oleh semua orang yang normal dan bahkan banyak orang yang rela mengorbankan sesuatu demi mendapatkan posisi tersebut. Tidak itu saja, beberapa orang malah tega menghalalkan segala cara demi mendapatkan posisi tersbut.

Ketika sedang ngadi salira ngadi busono  dengan pakaian kain kebaya pun aku juga mempunyai posisi-posisi basah yang betul-betul bisa membuat si adik basah. Walaupun sesudah ku lakukan berulang kali sampai tak terhitung, akhirnya bisa juga bosan. Dan setelah tercapai keadaan bosan itu biasanya aku mencari variasi posisi yang lain yang baru dan belum pernah kulakukan.

Posisi-posisi basah itu adalah :

  1. Posisi duduk di kursi dengan kaki yang rapat. Ini adalah salah satu posisi yang paling basic dan sudah lama kutemukan. Kaki kursi harus cukup tingginya hingga membuat kaki kita tidak harus menekuk miring. Tapi jika tinggi kursi agak rendah dapat diakali dengan cara menyelonjorkan kaki kita. Dengan posisi ini, maka si adik akan terjepit diantara 2 paha kita. Akan lebih baik lagi jika si adik bisa terbaring diatas  2 paha kita dan tertekan oleh kain wiron yang kita pakai dengan ketat. Variasi lain dari posisi ini adalah duduk di sadel sepeda motor dengan posisi kaki menggantung atau diletakkan di footstep. Kedua tangan kita bisa memegang dan menekan-nekan kain wiron kita seperti layaknya wanita yang memakai kain kebaya jika duduk dengan santun. Tapi sebetulnya dengan keadaan ini kedua tangan kita memberi stimulus rangsangan kepada adik kita.
  2. Posisi duduk bersimpuh seperti sinden. Posisi ini relatif sama dengan posisi duduk di kursi. Kedua tangan kita juga memegang tengah kain wiron kita. Apabila keadaan ini masih kurang optimal, maka bisa diganjal dengan bantal atau guling persis seperti layaknya seorang sinden. Tapi ada kelebihannya yaitu bila si adik meronta-ronta, maka kita bisa mengangkat tubuh kita naik ke atas sebatas lutut. Sementara lutut kebawah masih tetap dalam keadaan bersimpuh. Dalam keadaan ini dengan kedua tangan ngapurancang atau memegang pantat kita akan menambah rangsangan untuk si adik hingga bisa semakin meronta-ronta. Keadaan ini bisa jadi akan semakin ekstrim bila badan kita gerakkan maju ke depan dan turun menyentuh dasar lantai tempat kita bersimpuh seperti gerakan  menyembah.
  3. Berjalan pelan-pelan ketika si adik meronta-ronta sambil ngapurancang dan sesekali membungkuk ke depan seperti memberi hormat.
  4. Tidur tengkurap dan kemudian badan kita angkat seperti gerakan push up. Karena pada keadaan tengkurap si adik terjepit di antara lantai atau ranjang dan paha kita. Atau sebaliknya  tidur tengkurap dan kemudian kaki mulai lutut ke bawah kita gerakkan keatas.
  5. Selonjor dengan kedua kaki yang merapat. Jika masih kurang optimal, paha bisa diganjal dengan bantal atau guling. Posisi ini hampir sama dengan bersimpuh. Kedua tangan kita juga bisa ditaruh diatas paha kita untuk menstimulus si adik. Tapi kita tidak bisa bangkit jika si adik meronta-ronta, paling hanya bisa beranjak sedikit untuk memberi tambahan rangsangan.
  6. Mandi dengan kain dan kebaya yang masih melekat di tubuh. Posisi waktu mandi adalah duduk di closet dan tubuh diguyur dengan air dari gayung. Begitu basah kuyup cobalah berjalan.

Demikianlah beberapa posisi basah yang sudah pernah ku coba berulang-ulang hingga bosan. Sedangkan yang belum ku coba adalah naik tangga dengan catatan kain wiron yang kita pakai harus betul-betul masih rapi, singset dan menyempit ke bawah. Dulu pernah satu kali ku coba, tapi sudah lama sekali dan waktu itu kainnya juga belum bisa serapi dan sesingset sekarang serta masih belum pakai stagen dan sandal jinjit. Hasilnya begitu sampai diatas kainnya kedodoran dan hampir lepas.

Mungkin anda mempunyai posisi-posisi basah versi anda sendiri yang berbeda dengan versi yang saya punya. Bahkan mungkin lebih dahsyat dan cetar membahana daripada versi saya. Dan anda ingin berbagi dengan saya atau pembaca-pembaca yang lain. Silahkan tinggalkan di kotak komentar di bawah ini. Terima kasih.

Tamasya bersama adik

Yuk, dik. Kita tamasya yuk. Sama kakak ke Thailand. Negeri gajah putih. Nanti kita makan enak disana. Sarapan tom yam. Habis itu makan pencuci mulut. Durian bangkok, tapi jangan kebanyakan entar bisa mabuk. Kalau masih kurang nanti kita makan jambu Bangkok sama pepaya Thailand.

Malamnya lihat-lihat pemandangan keliling kota. Banyak cewek-cewek cantik disana lho dik. Entar kamu jangan tegang-tegang ya. Apalagi sampai ngiler.

Dik, tau ndak ? Orang bilang kalau ada wanita cantik Thailand itu bukan wanita dari lahir lho dik. Tapi dia itu ladyboy. Adik tau ladyboy ? Entar kakak ceritain lebih detail lagi.

Tapi dik, kakak mau terus terang sama adik. Tujuan utama kakak ke sini mau menyapih adik. Dik buyung jangan takut lagi. Adik kan sudah besar. Habis disapih nanti, kakak sudah tidak bisa lagi kasih kamu cairan.

Adik harus tabah lho dik. Soalnya penyapihannya nanti mungkin terasa sakit bagi kita berdua. Adik jangan nangis ya. Biar seneng entar malam sebelum besok disapih, adik mau kakak bawa lihat-lihat cewek cantik. Adik boleh deh tegang sepuas-puasnya sampai muntah-muntah. Lampiaskan semua hawa nafsumu, dik. Tidak usah ragu-ragu apa malu-malu.  Soalnya ini mungkin terakhir kalinya kamu bisa berdiri tegak  gagah perkasa.

Adikku jadi pembosan

Dik, kenapa kamu sekarang jadi mudah bosan ? Adikku si buyung, kamu kalau lihat cewek cantik kok sekarang sulit gairah. Loyo terus. Kakak kuatir jangan-jangan kamu punya kelainan.

Sekarang kalau liat kakak pakai kain kebaya apa pakaian sexy, kamu juga sulit bergairah. Paling kamu gairah sebentar saja. Habis itu loyo lagi. Ada apa dik ? Kamu sakit ya ?

Apa perlu kakak beliin vitamin sama obat-obatan biar kamu bisa gagah perkasa ? Apa kamu minta dipijitin biar mudah terangsang sama bisa tahan lama ? Dik, kakak  sayang banget sama kamu lho.

Apa adik baru ngambek ya ? Minta dielus-elus, dibelai-belai, diciumi  sama kakak. Ya kakak nggak keberatan kok dik, demi adikku sayang.

Dik, jangan diam terus dong. Kakak jadi mulai bingung sama kuatir nih. Jangan-jangan sekarang kamu sudah tidak berdaya.

Kamu perkasanya kok malah kalau malam waktunya orang pada tidur. Gimana sih ?

Adikku sudah besar

Dik, sudah bertahun-tahun kakak tidak perhatikan ternyata kamu sudah besar. Kakak tidak mengira, padahal kita tiap hari ketemu terus.

Adikku si buyung, kamu sudah bisa berdiri tegak. Kamu itu rajin sekali. Pagi-pagi kakak masih males bangun dari tidur, kamu sudah berdiri tegak. Apa kamu mau mbangunin kakak ya ? Kakak, kamu paksa-paksa ya ngantar kamu ke kamar mandi buat pipis.

Malah kadang-kadang tengah malam, kamu tau-tau sudah berdiri tegak. Padahal kakak masih tidur sampai terbangun gara-gara kamu, dik. Jadi orang yang lumrah saja. Jangan terlalu rajin, masak tengah malam enak-enaknya orang tidur, kamu malah bangun.

Kamu juga sudah tau yang namanya cewek cantik. Cuma kamu ini termasuk aneh. Hari gini kamu sukanya sama cewek cantik yang pakai kain kebaya. Kalau sama cewek cantik saja, kamu keliatannya kurang nafsu.

Apalagi kalau liat kakak pakai kain kebaya, kamu keliatan tegang dan nafsu sekali dik. Kamu selalu memaksa-maksa untuk melihat kakak dandan pakai kain kebaya, Kakak baru mulai melilitkan kain wiron di kaki, kamu sudah mulai keliatan tegang. Begitu kakak sudah berpakaian lengkap kain kebaya, kamu semakin menjadi-jadi.

Ingat lho dik, ini kakakmu sendiri. Masak sih kamu mau sama kakakmu sendiri, itu namanya kurang ajar. Apalagi nanti kalau sampai jadi, itu namanya pernikahan sedarah. Resikonya besar lho dik buat keturunan kita.

Adikku sudah bisa berdiri

Ini adalah kisah tentang aku dan adikku. Usia kami tidak jauh berbeda. Tapi herannya ketika aku sudah lama bersekolah, adikku baru bisa mulai berdiri. Berdirinya juga mendadak, tau-tau bisa berdiri tegak dan kokoh.

Semenjak itu dia  sering tegang tanpa sebab. Kalau sudah tegang, dia susah dilunakkan. Mungkin keras kepala.

Herannya lagi, peristiwa adikku bisa berdiri tegak  ini membuat kedua orang tuaku jadi bingung. Sampai ayah membawa adikku ke dokter, gara-gara bisa mendadak berdiri tegak  tanpa sebab yang jelas. Adikku si buyung memang spesial.

Sesudah konsultasi ke dokter, adikku juga tidak diberi obat apa-apa. Hanya ditanya kenapa bisa mendadak jadi tegang. Apakah memikirkan sesuatu. Adikku pun menjawab dengan malu-malu kalau ia tidak memikirkan apa-apa. Dan keadaan ini terus berlangsung sampai beberapa lama. Kedua orang tua kami kelihatannya jadi kuatir. Bahkan mencoba memberi ramuan tradisional berupa terong sebagai lauk makan. Hasilnya keadaan tetap tidak berubah.

Tapi seiring dengan waktu keadaan yang aneh inipun berlalu.  Kedua orang tami kami jadi lega. Adikku kelihatannya  sudah jadi normal.