Ketika para juri tereliminasi

Apa yang terjadi jika juri sebuah kompetisi tereliminasi ? Mungkin anda akan tidak percaya dan berkata “Hah, apa mungkin ?”. Tapi percayalah, itulah yang terjadi di acara Kuis “Super Family 100” yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi di Indonesia di episode “Hot Kitchen vs Hot Actors”.

Tim Hot Kitchen tidak tanggung-tanggung terdiri dari para chef yang benar-benar hot dan mumpuni. Siapa yang tidak kenal dengan chef Aiko yang hot dan juga jadi langganan juri di “Dapur Mama Seru”. Kemudian siapa yang tidak kenal dengan chef Edwin Lau yang bertubuh kekar dan juga pernah jadi juri di “Super Chef”. Lalu siapa yang tidak kenal dengan “Kungfu Chef” Muto ? Dan sudah berang tentu yang terakhir yang paling fenomenal, chef Juna Rorimpandey yang sangar dan tengil serta pernah jadi juri di “Master Chef Indonesia” dan “Hell’s Kitchen Indonesia”.

Tapi apa yang terjadi di acara kuis tersebut ? Tim “Hot Kitchen” dibabat habis oleh tim lawan “Hot Actors” yang terdiri dari Restu Sinaga, Ridwan, Egy dan Malvino. Tanpa ampun, tidak satu poin pun yang diberikan kepada “Hot Kitchen”. Hingga akhir acara,  nilai “Hot Kitchen” masih belum pecah telur alias  masih nol.

Di Point Popular, Muto yang tangannya cekatan main kungfu ternyata masih kalah cekatan dari lawannya dalam memencet bel  untuk menjawab. Edwin Lau, chef yang memperhatikan pola makan sehat, tidak bisa menjawab pertanyaan “Sebutkan buah yang dianggap bisa memutihkan kulit ?”. Bukannya menjawab bengkoang, tapi malah menjawab apel. Aiko yang sebelum diberi pertanyaan bilang “bisa, bisa, bisa, gampang”, tapi ternyata ketika ditanya “Benda apa yang biasanya diberi sarung ?”, bukannya menjawab bantal, tapi malah menjawab celana. ??? Juna yang begitu maju kedepan, tangan kanannya sudah panas menggosok-gosok saku belakang, juga kalah cepat menjawab ketika ditanya “Apa yang pertama kali diperiksa saat kehilangan kunci ?”. Padahal sudah dari tadi tangan kanannya digosok-gosokkan ke saku belakang celananya.

Yah, tampang boleh keren, keahlian boleh mumpuni, waktu jadi juri juga boleh sangar. Tapi kalau nggak hokinya ya jadinya seperti ini. Nah, sekarang para juri pun juga sudah pernah merasakan rasanya jadi kontestan yang tereliminasi.  Apa mungkin ini yang namanya hukum karma ? 🙂

Seruling sakti

Beberapa tahun yang lalu di sebuah stasiun televisi swasta di Indonesia pernah disiarkan sebuah acara yang sangat populer dimana salah seorang lakonnya sangat terkenal dengan “suling sakti”nya. Tentu saja acara ini sangat banyak pemirsanya. Padahal sang lakon tersebut tidak benar-benar bermain seruling, tapi cuma bergaya seperti orang yang sedang main seruling alias main seruling bo’ong-bo’ongan sambil berjoget. Sedangkan suara seruling ( kalau ada ) tentu saja berasal dari pemain seruling yang tidak kelihatan di layar televisi.  Dan acara ini berakhir dengan cukup menyedihkan bagi para pemirsanya dengan dihentikan oleh KPI. Sang lakon sesudah itu juga tidak pernah terdengar lagi kabarnya.

Tapi acara tersebut bukannya  dihentikan gara-gara sang lakon yang bermain seruling pura-pura,  melainkan karena sebab lain. Padahal acara tersebut cukup merakyat dan musiknya pun juga musik rakyat yaitu dangdut yang identik dengan seruling. Berbeda dengan para pemain seruling sungguhan seperti yang dibawah ini , karena mereka memang betul-betul pemain seruling yang jempolan. Jadi bukan asal bergaya saja.

Dimulai dari jaman musik klasik, seruling sudah merupakan salah satu primadona instrumen musik klasik. Salah satu pemain seruling klasik adalah Jean Pierre Rampal.

Tidak hanya pada era musik klasik saja seruling menjadi salah satu primadona. Tapi juga pada era musik jazz, banyak dikenal pemain seruling yang handal seperti Bud Shank, Hubert Laws, Herbie Mann, Dave Valentin, Alexander Zonjic, Jorge Dalto dan lain-lain.

Dua video dibawah memperlihatkan kepiawaian Dave Valentin dan Alexander Zonjic yang keduanya merupakan pemain flute jazz. Tapi kebetulan keduanya juga kadang memainkan musik klasik.

Bahkan ketika memasuki era yang lebih modern lagi yaitu rock, ada juga pemain seruling yang handal dan terkenal yaitu Ian Anderson. Ia juga merupakan vokalis dari group band Jethro Tull yang beraliran folk rock yang dicampur dengan progressive dan hard rock. Tapi kebetulan juga ia kadang-kadang memainkan lagu klasik.

 

Bagaimana dengan di Indonesia ? Bagaimana dengan peta musik di tanah air kita ? Di Indonesia banyak sekali pemain seruling dan sudah barang tentu mereka tidak kalah handal  bila dibandingkan dengan para pemain seruling dari luar negeri.  Cuma sayang nama mereka kurang terkenal bila dibandingkan dengan para penyanyi maupun para instrumentalis alat musik lain.

Selamat hari Kartini 2016

ronceputihSelamat hari Kartini, ladies ! Semoga di hari-hari ini yang serba susah dan ditengah perekonomian yang sedang lesu, hati kita tetap terjaga kesuciannya seputih ronce melati seperti yang kupakai di sanggulku. Juga harapan-harapan kita akan masa depan Indonesia yang lebih baik tetap mekar seperti bunga-bunga  yang ada di kain wironku.

7 model cantik yang terlahir bukan sebagai wanita menurut On The Spot Trans 7

  1. Carmen Carrera ( AS )

    carmen-carrera

    Carmen Carrera

  2. Lauren Foster ( Afrika Selatan )

    lauren foster

    Lauren Foster

  3. Valentijn De Hingh ( Belanda )

    Valentijn De Hingh

    Valentijn De Hingh

  4. Andreja Pejic ( Bosnia )

    andreja-pejik

    Andreja Pejic

  5. Jenna Talackova ( Kanada )

    Jenna Talackova

    Jenna Talackova

  6. Geena Rocero ( Filipina )

    geena-rocero

    Geena Rocero

  7. Lea T ( Brasil )

    lea T

    Lea T